BAB I
PENDAHULUAN
Halogen adalah kelompok unsur kimia
yang berada pada golongan VII A ditabel periodik. Kelompok ini terdiri dari:
fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium
(Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan
garam jika bereaksi dengan logam.Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur
nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur initidak ditemukan di alam dalam keadaan
bebas, melainkan dalam bentuk garamnya.
Mereka membutuhkan satu tambahan
elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya,sehingga cenderung membentuk
ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebution halida, dan garam yang
terbentuk oleh ion ini disebut halida.Keberadaan Unsur – Unsur Halogen
Unsur-unsur halogen di alam, semuanya ditemukan dalam keadaan diatomik.Hal ini
terjadi karena unsur-unsur halogen tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh
karenaitu, unsur halogen harus berikatan agar stabil.Unsur-unsur halogen dapat
ditemukan di beberapa tempat. Fluorin dapatditemukan di atas permukaan tanah.
Klorin dapat ditemukan di dalam air laut. Bromin juga dapat ditemukan di
dalam air laut. Begitu juga dengan iodin, yang dapatditemukan di dalam air
laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman bismuth dengan partikel alfa.
Adapun
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
b). Apa saja
sifat-sifat dari unsur halogen?
c). Seperti apakah reaksi-reaksi unsur halogen?
d). Apa saja
kegunaan dari unsur halogen?
e). Bahaya
apakah yang bisa ditimbulkan dari unsur halogen?
f). Bagaimanakah cara untuk membuat senyawa halogen?
g). Apakah haloge terdapat
di alam?
h). Manfaat dari halogen itu
apa?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mengenai
unsur halogen, sifat unsur halogen, reaksi-reaksi, kegunaan serta bahaya dan
cara membuat halogen.
1.4 Manfaat Penulisan
a) Menambah
ilmu pengetahuan.
b) Mengetahui
lebih banyak mengenai unsure halogen.
c) Menyelesaikan
salah satu tugas mata pelajaran kimia kelas XII semester 1.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA
atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik
unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵.
Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis
dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang
artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam
yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara
alamiah bentuk molekulnya diatomik.
Untuk
mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung
menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan
pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom
unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang
terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen
digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk
ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif
karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.
Golongan
halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl),
Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui
dengan jelas.
2.2. Sifat-Sifat
Unsur Halogen
Unsur halogen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Sifat fisika halogen.
Tabel
1.1 sifat fisika
Sifat-sifat
|
Unsur
|
||||
Fluorin
|
Klorin
|
Bromin
|
Iodin
|
Astatin
|
|
Nomor atom
|
9
|
17
|
35
|
53
|
85
|
Massa atom relative
|
18,99
|
35,5
|
79,90
|
126,90
|
(210)
|
Titik leleh (°C)
|
-219,62
|
-100,98
|
-7,25
|
113,5
|
302
|
Titik didih (°C)
|
-188,14
|
-34,6
|
58,78
|
184,35
|
337
|
Rapatan pada 25°C
(Gram/liter)
|
1,108
|
1,367
|
3,119
|
4,930
|
¯
|
Warna
|
Kuning
|
Kunung-Hijau
|
Merah tua
|
Ungu-hitam
|
|
Energi ionisasi
(kJ/mol)
|
1681,0
|
1251,0
|
1139,9
|
1008,4
|
930
|
Afinitas elektron
(kJ/mol)
|
328,0
|
349,0
|
324,7
|
295,2
|
270
|
Keelektronegatifan
|
3,98
|
3,16
|
2,96
|
2,66
|
2,20
|
Jari-jari ion
|
1,33
|
1,81
|
1,96
|
2,20
|
2,27
|
jari-jari atiom
|
0,64
|
0,99
|
1,14
|
1,33
|
1,40
|
Penjelasan :
1.
Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin
sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari ion negatifnya. Semakin ke bawah
kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah
maka jari-jari atom tambah besar.
2. Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin
bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik
didih dn titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor atom.
3. Hal ini berhubungan dengan banyaknya energy yang harus
dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat,
contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan
satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks yang
memiliki banyak elektron.
4. Wujud
fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan
mudah menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
5. Warna
gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin
berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin
berwarna ungu.
6. Kelarutan fluorin,klorin,dan bromin dalam air besar
atau mudah sekali larut,sedangkan kelarutan iodin dalam air sangat kecil(sukar
larut)
b. Sifat kimia halogen
Terdiri
atas:
1.
Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan,
diantaranya : harga kereaktifan halogen F > Cl > Br > I, kereaktifan
halogen dipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari atom.
Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena
semakin mudah menarik elektron. ( F > Cl > Br > I )
Semakin kecil energi
ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif
halogen. ( F < Cl < Br < I )
Dalam satu golongan
jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour sampai astatin
makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )
2. Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak
berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna
hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi
pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas
inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar
dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan
biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
3.
Kereaktifan brom
Brom
pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai
tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia
laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan
saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan.
Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai
kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.
4. Kereaktifan iodium
Iodium
dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau
tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat
melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan
Klor.
5.
Kelarutan
Kelarutan
halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut
juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
2F2(g) + 2H2O(l) →
4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan
yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-,
misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) →
KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah
larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan
sebagainya.
6.
Titik didih dan titik lebur
Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih
yang rendah kerana molekul-molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van der
Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin
ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen meningkat.
7.
Titik didih dan titik lebur
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena
kecenderungannya mudah mengikat elektron atau mudah
tereduksi.
Data potensial reduksi:
F2 + 2e- → 2F-
Eo = +2,87 Volt
Cl2 + 2e- → 2Cl-
Eo = +1,36 Volt
Br2 + 2e- →2Br-
Eo = +1,06 Volt
I2 + 2e- → 2I-
Eo = +0,54 Vol
Potensial
reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi
dan disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena
memiliki potensial reduksi terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl2 >
Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor
terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida paling
mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
8.
Sifat asam
Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen,
yaitu: asam halida (HX), dan oksilhalida.
a.
Asam
halida (HX)
Pada suhu kamar semua asam
halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan berbau menusuk. Asam halida terdiri
dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan asam
iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX
atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara
atom HX semakin kuat. Urutan kekuatan asam :
HF < HCl < HBr < HI
Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom
relative (Mr) dan ikatan antar molekul :
1. Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
2. Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih
semakin tinggi.
3. Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI > HBr > HCl
Pada
senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul
yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
b.
Asam
Oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen.
Halogennya memiliki bilangan oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena
oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya :
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O →
2HXO2
X2O5 + H2O →
2HXO3
X2O7 + H2O →
2HXO4
Tabel 1.2 Asam oksihalida
Biloks
|
Oksida Halogen
|
Asam Oksilhalida
|
Asam Oksilklorida
|
Asam Oksilbromida
|
Asam Oksiliodida
|
penamaan
|
+1
|
X2O
|
HXO
|
HclO
|
HBrO
|
HIO
|
Asam hipohalit
|
+3
|
X2O3
|
HXO2
|
HClO2
|
HBrO2
|
HIO2
|
Asam halit
|
+5
|
X2O5
|
HXO3
|
HClO3
|
H
|
2.3 Hubungan halogen dengan alam
Halogen
tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, karena sangat reaktif.
Unsur-unsur ini terdapat di alam sebagai senyawa garam. Flourin terdapat
dalam flourit (Ca F₂) dan
Kriolit (Na₃AlF6). Klorin terdapat
dalam air laut sebagai NaCl. Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah
pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang
sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk
kehidupan, termasuk manusia. Bromin terdapat sebagai garam-garam natrium
dan magnesium. Diperoleh air garam alamiah dari sumber mata air di Michigan dan
Arkansas. Bromin juga diekstrak dari air laut, dengan kandungan hanya
sebesar 82 ppm. Iodin terdapat di alam dalam bentuk senyawa
iodat dan iodida dalam lumut-lumut laut. Terdapat juga dalam
bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut,
sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni
batuan sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam dari
air laut yang disimpan, dan di dalam air payau dari sumur minyak dan garam.
Gambar,1.1 unsur-unsur di alam.
Unsur-unsur
di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan bebas sesuai
bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas
mulia ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia
(helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur
yang terdapat di alam, sedangkan sisanya merupakan unsur buatan seperti
plutonium dan amerisium. Beberapa unsur logam dapat ditemukan dalam keadaan
bebas maupun dalam bentuk senyawa seperti emas, perak, platina, dan tembaga.
Unsur nonlogam juga ada yang dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa
seperti oksigen, belerang, nitrogen, dan karbon. Unsur atau senyawa yang banyak
terdapat dalam bahanbahan alam disebut mineral. Mineral diolah untuk diambil
unsurnya, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan seharihari. Tidak semua
mineral dilakukan pengolahan, tergantung besarnya kandungan unsur di dalamnya
dan tingkat kesukaran proses pengolahannya. Dewasa ini orang lebih memilih
mendaur ulang aluminium bekas daripada mengambil dari bijihnya karena biayanya
lebih murah.
1. Komposisi
alkali dalam kerak bumi
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling banyak adalah Na dan K. Kedua
unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling banyak adalah Na dan K. Kedua
unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.
2. Unsur-unsur
alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk
senyawanya.
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur
dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).
3. Unsur-unsur periode ketiga di alam
Tabel 2.1 Unsur-unsur periode di alam
Tabel 2.2 Unsur-unsur periode di alam
4.
Unsur-unsur transisi periode keempat di alam
Di
alam unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam senyawa/mineral berupa
oksida, sulfida, atau karbonat. Berikut ini tabel beberapa mineral terpenting
dari unsur-unsur transisi periode keempat.
Tabel 2.3
Unsur-unsur transisi
2.4
kegunaan
halogen
1.
Florin
Gas
F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir
uranium, berfungsi untuk memisahkan U-235
dan U-238 dengan cara difusi. Logam uranium direaksikan dengan gas
fluorin berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF6 (padatan
berwarna putih dan mudah menguap). Adapun senyawa-senyawa flourin digunakan
sebagai: Kegunaan senyawa fluorin, antara lain:
a.
CCl2F2 (freon-12), digunakan
sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.
b.
Na2SiF6, bila dicampur dengan
pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.
c.
Teflon, bahan plastik tahan panas.
d.
Asam
fluoride (HF), digunakan untuk mengukir (menyeketsa) kaca karena dapat bereaksi
dengan kaca.
2.
Klorin
Gas
Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti
vinilklorida (CH2=CHCl) untuk industri PVC (bahan untuk pipa
plastik). Cl2 juga digunakan sebagai disinfektan untuk membunuh
kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Adapun kegunaan senyawa klorin,
antara lain:
a.
NaCl, digunakan sebagai garam dapur.
b.
KCl, digunakan untuk pupuk.
c.
NH4Cl, digunakan sebagai elektrolit pengisi
batu baterai.
d.
NaClO, dapat mengoksidasi zat warna (pemutih),
sehingga dapat digunakan sebagai bleaching agent, yaitu pengoksidasi zat warna.
e.
Kaporit (Ca(OCl)2),
digunakan sebagai disinfektan pada air.
f.
ZnCl2, sebagai bahan pematri atau solder.
g.
Kloroform (CHCl3), digunakan sebagai
pelarut dan obat bius pada pembedahan.
3.
Bromin
Bromin
digunakan dalam industri untuk membuat senyawa metilbromida. Kegunaan
senyawa-senyawa bromin antara lain:
a.
NaBr, sebagai obat penenang saraf.
b.
AgBr, untuk film fotografi. AgBr dilarutkan dalam film
gelatin, kemudian film dicuci dengan larutan Na2S2O3
untuk menghilangkan kelebihan AgBr sehingga perak akan tertinggal pada film
sebagai bayangan hitam.
c.
CH3Br,
sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.
d.
C2H4Br2, ditambahkan pada
bensin agar timbal (Pb) dalam bensin tidak mengendap karena diubah menjadi PbBr2.
4.
Iodin
Iodin digunakan untuk membuat
senyawa AgI sebagai film fotografi dan KI sebagai nutrisi dan makanan ternak.
a.
I2 dalam alkohol,
digunakan sebagai antiseptik luka agar tidak terkena infeksi.
b.
KIO3,
sebagai tambahan yodium dalam garam dapur.
c.
NaI, bila
ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan yodium
yang akan menyebabkan penyakit gondok.
d.
Iodoform (CHI3), sebagai disinfektan untuk
mengobati luka pada kepala.
2.5 Reaksi
Pendesakan
Pada
tahun 1825 Alexadro Geosepp Volta dari Italia yang menyusun deret – deret logam
mulai dari reduktor terkuat sampai terlemah. Dan deret tersebut disebut Deret
Volta, unsur H meskipun bukan logam dimasukkan pula sebagai anggota deret.
Ada 2 jenis reaksi pendesakan logam
dalam larutan elektrolit :
1.
Logam + asam
——-> garam + gas H2
2.
Logam I + garam I ——–>
garam II + logam II
Syarat
berlangsung reaksi :
1.
Logam yang direaksikan harus terletak disebelah kiri H
dalam deret volta
2.
Asam yang direaksikan bukanlah HNO3 atau H2SO4
(pekat)
3.
Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan
oksidasi, valensi, atau muatan, garam yang terbentuk mengandung ion logam yang
bermuatan +2.
Syarat berlangsung reaksi :
1.
Logam yang direaksikan harus terletak di sebelah kiri
logam pada garam.
2.
Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan
oksidasi, valensi, atau muatan, garam yang terbentuk mengandung ion logam yang
bermuatan +2.
Contoh :
1.
Logam + asam ——–>
garam + gas H2
Zn + H2SO4
(e) ——–>
ZnSO4 + H2
2.
Logam I + garam I —–>
garam II +
Logam II
Zn + CuSO4
——> ZnSO4
+ Cu
kecualian :
1.
Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang
keluarnya adalah gas NO.
Contoh : Mg + HNO3
(e) —–> Mg (NO3)2 + H2O + NO
2.
Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang
keluar adalah gas NO2.
Contoh : Zn + HNO3
(p) ——> Zn(NO3)2 + H2O + NO2
3.
Bila asamnya H2SO4 (pekat) maka gas yang
keluar adalah gas SO2.
Contoh : Al + H2SO4
(p) ——> Al2 (SO4)3 +
H2O + SO2
Daftar Kelarutan elektrolit dalam
air :
1.
Semua asam larut
2.
Sebagian besar basa tidak larut Kekecualian : NaOH,
KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2 larut.
3.
Garam – garam K+,Na+,NH4+,NO3-,CH3COO-,CLO-,CLO2-,BrO3-,IO3-
semuanya larut.
4.
Garam – garam sulfat umumnya larut. Kekecualian BaSO4,
PbSO4 dan AgSO4.
5.
Garam Florida F- umunya larut kekecualian MgF2,
CaF2, dan BaF2 tidak larut.
6.
Garam Klorida Cl-, Bromida Br-, I-, umumnya larut.
Kekecualian AgCL,HgI, PbI2 umumnya larut.
7.
Garam sulfida S2- umumnya tidak larut
Kekecualian Na2s, K2s,MgS,BaS larut.
8.
Garam – garam yang belum disebutkan ( CrO4-
dan No2-) tidak larut kekecualian membentuk garam Na+, K+, NH4+
(lihat no.3 diatas).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Halogen
adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17
dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada
subkulit ns²np⁵.
Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis
dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang
artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi
dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam
yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara
alamiah bentuk molekulnya diatomik.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu untuk membangun perbaikan pada
penyusunan selanjutnya, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca. kami
mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Sekian
makalah dari kami, guna menyelesaikan tugas kimia. Semoga dapat menjadi salah
satu sumber ilmu bagi kita semua.
0 komentar:
Post a Comment