BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam
makalah ini, kita akan mempelajari tentang sifat unsur transisi periode
keempat, reaksi kimia dan pengolahan unsur transisi periode keempat,
pemanfaatan unsur transisi periode keempat dalam kehidupan sehari-hari, sifat
senyawa kompleks yang terbentuk dari berbagai unsur transisi periode keempat,
serta penulisan nama senyawa kompleks yang terbentuk.
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan
elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan
unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki
elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng
(Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur
golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik,
serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat
terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V),
Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu),
dan Seng (Zn).
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berikut adalah permasalahan yang akan di bahas
dalam makalah ini, yaitu :
1. Pengertian unsur transisi.
2. Sifat fisis dan kimia unsur-unsur periode ke
empat.
3. Unsur transisi periode empat di alam.
4. Kegunaan unsur-unsur periode keempat.
5. Bahaya unsur - unsur kimia.
6. Manfaat, dampak, dan proses pembuatan unsur-unsur transisi periode
keempat.
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari unsur transisi
2.
Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat yang dimiliki
oleh unsur transisi
3.
Untuk mengetahui kegunaan dari unsur transisi
4.
Untuk mengetahui apa saja manfaat dari unsur transisi
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN UNSUR TRANSISI
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan
elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan
unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron
valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada
Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh
unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang
lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan
unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali
Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi
(memiliki E°red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung
mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara
teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan
asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan
tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau
bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida yang
dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur
Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit
bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr2O3)
yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari
korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode
keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing).
Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali
Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada
unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh
unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh
lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d
dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan
elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron
pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai
pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan
oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur
Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi rendah umumnya
ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+,
Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi
ditemukan pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-,
dan MnO4-.
Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.
Sebagai contoh, saat ion Cr+7 direduksi menjadi ion Cr3+,warna
larutan berubah dari orange (jingga) menjadi hijau.
Cr2O72-(aq) +
14 H+(aq) + 6 e- 2 Cr3+(aq) +
7 H2O(l)
Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti tembaga,besi,
emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik? Unsur-unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke
empat dan ke lima. Disini kami akan menjelaskan tentang unsur-unsur transisi
periode ke empat.
1. Skandium ( Sc )
Skandium merupakan unsur transisi yang berada paling
ujung pada deretan unsur transisi. Unsur ini memiliki massa atom relative
sebanyak 21.
2. Titanium ( Ti )
Tentunya kalian mempunyai jam tangan bukan? Ada jam yang terbuat dari
logam, tidak berat ketika dipakai, tidak berkarat ketika kena air, dan tetap
mengilap walaupun sudah lama dipakai.
Pernahkah kalian perhatikan dari logam apakah jam itu? Salah satu bahan
yang digunakan dalam pembuatan jam tangan adalah titanium.
3. Vanadium ( V )
Vanadium adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi
sekitar 0,02 % massa.
4. Kromium ( Cr )
Kromium, terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah
satu logam yang penting.
5. Mangan ( Mn )
Bijih mangan yang utama adalah pirolusit (MnO2).
6. Besi ( Fe )
Besi bersifat logam dan terletak pada golongan VIII B periode empat dalam
tabeln periodic. Besi di dunia, dengan produksi tahunan mendekati satu miliar
ton merupakan logam penting dalam peradaban modern.
7. Kobalt ( Co )
Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan
kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
8. Nikel ( Ni )
Bijih nikel di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni)9S8)
dan garnirit [(Ni, Mg)SiO3. nH2O].
9. Tembaga ( Cu )
Tentunya kalian sering melihat kawat tembaga bukan ? kawat tembaga yang berwarna
kuning dan digunakan untuk kawat listrik.
10. Seng ( Zn )
Seng di alam merupakan senyawa yang tersebar luas sebagai bijih tambang.
Umumnya senyawa tersebut adalah seng blende (ZnS) dan calamine (ZnCO3).
Unsur-unsur transisi adalah
unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d.
Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru dijumpai mulai periode 4.
Pada setiap periode kita menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai dengan jumlah
elektron yang dapat ditampung pada subkulit d. Diberi nama transisi
karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri dan kanan sistem
periodik. Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:
a. Nomor golongan sama
dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.
b.
Nomor golongan dibubuhi huruf B.
Catatan: 1. Jika s + d = 9,
golongan VIIIB.
2. Jika s + d = 10, golongan VIIIB.
3. Jika s + d = 11, golongan IB.
4. Jika s + d = 12, golongan IIB.
Tabel 2.1. konfigurasi elektron pada unsur periode empat
Unsur
|
Konfigurasi Elektron
|
Golongan
|
21Sc
|
[A r ], 3d1, 4s2
|
IIIB atau 3
|
22Ti
|
[A r ], 3d2, 4s2
|
IVB atau 4
|
23V
|
[A r ], 3d3, 4s2
|
VB atau 5
|
24Cr
|
[A r ], 3d5, 4s1
|
VIB atau 6
|
25Mn
|
[A r ], 3d5, 4s2
|
VIIB atau 7
|
26Fe
|
[A r ], 3d6, 4s2
|
VIIIB atau 8
|
27Co
|
[A r ], 3d7, 4s2
|
VIIIB atau 9
|
28Ni
|
[A r ], 3d8, 4s2
|
VIIIB atau 10
|
29Cu
|
[A r ], 3d10, 4s1
|
IB atau 11
|
30Zn
|
[A r ], 3d10, 4s2
|
IIB atau 12
|
2.2 SIFAT FISIS DAN KIMIA YANG DIMILIKI OLEH UNSUR
TRANSISI
1. Sifat logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik
dalam sifat kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative
rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif.
Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn
yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit
d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen
(tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi
penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik
didih dan titik lelehnya juga relative rendah.
Tabel 2.2 sifat fisis unsur transisi
Unsur
|
Sc
|
Ti
|
V
|
Cr
|
Mn
|
Fe
|
Co
|
Ni
|
Cu
|
Zn
|
Jari-jari atom (nm)
|
0,16
|
0,15
|
0,14
|
0,13
|
0,14
|
0,13
|
0,13
|
0,13
|
0,13
|
0,13
|
Titik leleh (0C)
|
1540
|
1680
|
1900
|
1890
|
1240
|
1540
|
1500
|
1450
|
1080
|
420
|
Titik didih (0 C)
|
2370
|
3260
|
3400
|
2480
|
2100
|
3000
|
2900
|
2730
|
2600
|
910
|
Kerapatan (g/cm3)
|
3,0
|
4,5
|
6,1
|
7,2
|
7,4
|
7,9
|
8,9
|
8,9
|
8,9
|
7,1
|
E ionisasi I (kJ/mol)
|
6,30
|
660
|
650
|
6500
|
720
|
760
|
760
|
740
|
750
|
910
|
E ionisasi II (kJ/mol)
|
1240
|
1310
|
1410
|
1590
|
1510
|
1560
|
1640
|
1750
|
1960
|
1700
|
E ionisasi III (kJ/mol)
|
2390
|
2650
|
2870
|
2990
|
3260
|
2960
|
3230
|
3390
|
3560
|
3800
|
E0 red M2+ (aq)
|
-
|
-
|
-1,2
|
-0,91
|
-1,19
|
-0,44
|
-0,28
|
-0,25
|
+0,34
|
0,76
|
E0 red M3+ (aq)
|
-2,1
|
-1,2
|
-0,-86
|
-0,74
|
-0,28
|
-0,04
|
+0,44
|
-
|
-
|
-
|
Kekerasan ( skala mohs)
|
-
|
-
|
-
|
9,0
|
5,0
|
4,5
|
-
|
-
|
3,0
|
2,5
|
2. Sifat
Magnet
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada
sub kulit d menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit
ditarik ke dalam medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan,
maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub
kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak keluar medan
magnet).
3. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna
Senyawa unsure transisi (kecuali scandium dan seng),
memberikan bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari
unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi
tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d
(sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna
pada senyaa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak
berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak
berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan
electron.
Tabel 2.3 warna senyawa logam transisi dengan berbagai
bilangan oksidasi
Unsure
|
+1
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
Sc
|
-
|
-
|
Tb
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ti
|
-
|
-
|
Ungu
|
Tb
|
-
|
-
|
-
|
V
|
-
|
Ungu
|
Hijau
|
biru
|
Merah
|
-
|
-
|
Cr
|
-
|
Biru
|
Hijau
|
-
|
-
|
Jingga
|
-
|
Mn
|
-
|
Merah muda
|
Coklat
|
Coklat tua
|
Biru
|
Hijau
|
Ungu
|
Fe
|
-
|
Hijau
|
Kuning
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Co
|
-
|
Merah muda
|
Ungu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ni
|
-
|
Hijau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cu
|
Tb
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Zn
|
-
|
Tb
|
-
|
-
|
-
|
4. Mempunyai
Beberapa Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode
keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin
bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya
bergantung pada jenis atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk kristal
atau larutan, PH dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat
dicapai melalui pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida.
5. Banyak
Di Antaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat
dan ligan. Biasanya atom pusat merupakan logam transisi yang bersifat
elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong sebagai tempat masuknya
ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN)6].
Ion kompleks unsur transisi terdiri dari ion pusat Ligand, yaitu :
1.
Ion pusat : ion dari
unsur-unsur transisi dan bermuatan positif
2.
Ligand : molekul atau ion
yang mempunya pasangan elektron bebas. (Cl, CN, NH3, H2O)
3.
Bilangan koordinasi adalah
jumlah ligand dalam suatu ion kompleks. Antara ion pusat dan ligan terdapat
ikatan koordinasi.
Daftar tabel ion kompleks unsur transisi
·
Tabel 2.4 Ion
kompleks positif
[Ag(NH3)2]+
|
= Diamin Perak
|
(I)
|
[Cu(NH3)4]2+
|
= Tetra amin Tembaga
|
(II)
|
[Zn(NH3)4]2+
|
= Tetra amin Seng
|
(II)
|
[Co(NH3)6]3+
|
= Heksa amin Kobal
|
(III)
|
[Cu(H2O)4]2+
|
= Tetra Aquo Tembaga
|
(II)
|
[Co(H2O)6]3+
|
= Heksa Aquo Kobal
|
(III)
|
·
Tabel 2.5 Ion kompleks negatif
[Ni(CN)4]2-
|
= Tetra siano Nikelat
|
(II)
|
[Fe(CN)6]3-
|
= Heksa siano Ferat
|
(III)
|
[Fe(CN)6]4-
|
= Heksa siano Ferat
|
(II)
|
[Co(CN)6]4-
|
= Heksa siano Kobaltat
|
(II)
|
[Co(CN)6]3-
|
= Heksa siano Kobaltat
|
(III)
|
[Co(Cl6]3-
|
= Heksa kloro Kobaltat
|
(III)
|
6. Beberapa
Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan
senyawanya, yaitu kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi
dalam tubuh. Katalis adalah
zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh,
terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan.
Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam
transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada
proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena pada
pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan
margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).
2.3 KEGUNAAN
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Skandium (Sc)
Gambar 2.1 gambar batuan scandium
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium
untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang
memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.
2. Titanium
(Ti)
Gambar 2.2 gambar batuan titanium
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a. Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat
fisik
b. Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik,
karena pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
c. Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri
polimer polietlen.
d. Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, DAN keramik
3. Vanadium
(V)
Gambar 2.3 gambar batuan vanadium
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis
dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak.
4. Khromium (Cr)
Gambar 2.4 gambar batuan chromium
Adapun
kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
a. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
b. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses
pelapisan logam utntuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga
dapat mencegah korosi.
c. Khromium
juga luas digunakan sebagai katalis.
5. Mangan
(Mn)
Gambar 2.5 gambar batuan maganese
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih
kehijauan, keras (lebih keras dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif
banyak digunakan untuk panduan logam dan membentuk baja keras yang digunakan
untuk mata bor pada pemboran batuan.
6. Besi
(Fe)
Gambar 2.6 gambar batuan iron
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat
baja. Salah satu contoh baja Baja adalah istilah yang digunakan
untuk semua aloi dari besi (aliase). yang terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut uraian beberapa kegunaan dari besi :
a. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam
kehidupan, seperti untuk kontruksi atau rangka bangunan, landasan, untuk badan
mesindan kendaraan, tulkit mobil, untuk berbagai peralatan pertanian, bangunan
dan lain-lain.
b. Fe(OH)3 digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat
air, atau cat
tembok.
c. Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni
besi, digunakan juga untuk mengkilapkan kaca.
d. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Gambar 2.7 gambar batuan cobalt
Kobalt merupakan
logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosok langsung mengkilap
lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan terhadap udara, sehingga
banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga digunakan sebagai katalis,
untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai bahan magnet permanen.
Campuran Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan berat dan alat bedah atau
operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel) digunakan untuk elemen pemanas
listrik.
8. Nikel (Ni)
Gambar 2.8 gambar batuan nickel
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
a. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar
panas yang baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang
mengandung asam sehingga banyak digunakan sebagi komponen pemanas listrik
(nikrom) yang merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.
b. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
c. Sebagai katalis.
9. Tembaga (Cu)
Gambar 2.9 gambar batuan copper
Tembaga merupakan logam berwarna kemerahan,
mengkilap bila digosok dapat ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik,
tidak mudah berkarat tetapi bila terkena udara warnanya menjadi hijau oleh
terbentuknya tembaga karbonat.
10. Seng (Zn)
Gambar 2.10 gambar
batuan zinc
Logam seng
berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Merupakan
logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara lembab dibanding
Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng terbentuk lapisan karbonat
basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat
oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak digunakan untuk
melapisi logam besi (disebut kaleng)
b. Digunakan sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia
dan untuk pembuatan paduan logam.
c. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan
untuk pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
d. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal
lain.
2.4 UNSUR TRANSISI
PERIODE EMPAT DI ALAM
Unsur unsur yang termasuk periode keempat yaitu,
Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan
(Mn), Besi (Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn).
Unsur transisi di alam dapat dilihat dalam penjelasan berikut :
a. Skandium(Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
b.Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO2)
yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit (FeTi)2O3 dan
ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang,
silikat,bauksit batubara, dan tanah liat.
c. Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit
(K-uranil-vanadat) [(K2(UO2)2 (VO4)2.3H2)],
dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
d. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit
(FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil dalam kromoker.
e. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan
rodokrosit (MnCO3) dan diperkirakan cadangan Mn terbesar
terdapat di dasar lautan.
f. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi
(sekitar 6,2% massa kerak bumi). Besi
jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam
bentuk mineral (bijih besi),
seperti hematite Logam Besi bereaksi
dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut : Fe(s) + 2H+(aq) Fe2+(aq) +
H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi
logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan asam nitrat pekat
akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat
reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat
oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS
(hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi
ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+.
Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3
(coklat-merah) dan FeCl3 (coklat) Kobalt (Co). Kobalt terdapat
di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit
(CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
h. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
·
Sebagai
senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
·
Sebagai senyawa
arsen : smaltit (NiCOFeAs2)
·
Sebagai
senyawa silikat : garnierit
(Ni.MgSiO3)
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang
ditemukan di alam (precious metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk
senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O
yang berwarna merah), sedangkan semua
senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang
mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang
mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O
(biru), dan CuS (hitam).
j. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende
(ZnS), sebagai senyawa karbonat kelamin
(ZnCO3), dan senyawa silikat
seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
Unsur-unsur yang ada di periode ke empat
Gambar 2.11 gambar unsur-unsur periode ke empat
2.5 CARA PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE
KE EMPAT
a. Cara Pembuatan Titanium
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena
kebutuhan dalam bidang militer dan industri pesawat terbang makin meningkat.
Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan kehilangan
kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan
yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan
mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4,
kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperatur tinggi yang bebas
oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut :
TiO2
(s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g)
+ CO2(g)
TiCl4(g)
+ 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi
dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis
menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan
sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam
lain sebelum digunakan.
b. Cara
Pembuatan Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk
pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran
besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan
dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon
dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk
kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
2 V205(s)
+ 5Si(s) 4V(s)
+ Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s)
+ CaO(s) CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan
dengan CaSiO3.
c. Cara
Pembuatan Kromium
Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam
industri logam dari bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2
yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s)
+4C(s) Fe(s)+2Cr(s) +
4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.
d. Cara
Pembuatan Besi
Bahan dasar : Bijih
besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4,
bahan tambahan batu gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2).
Reduktor kokes (C).
Dasar
reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C.
Tempat : Dapur
tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.
Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara
sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata
menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO3).
Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton
besi kasar.
e. Cara
Pembuatan Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2)
dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan
biji kobalt dilakukan dengan cara pemanggangan, yaitu :
CoAs (s) Co2O3(s)
+ As2O3(s)
Co2O3(s)
+ 6HCl 2 CoCl3(aq)
+ 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan
gas H2S
Bi2O3(s)
+ 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) +
3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan
akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh
CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3.
Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3
(s) + H2(g) 2 CO(s)
+ 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti
alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.
f. Cara
Pembuatan Nikel
Proses
pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk
dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam
proses pengolahan adalah sebagai berikut:
1)
Pengeringan
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk
menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan
memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
2)
Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan reduksi di Tanur untuk menghilangkan
kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel
logam, dan sulfidasi.
3)
Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil
kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak
4)
Pengkayaan
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni
di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
5)
Granulasi dan
Pengemasan
Granulasi dan pengemasan untuk mengubah bentuk matte
dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan
dan dikemas.
g. Cara Pembuatan Tembaga
Pada umumnya
bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji
tembaga. Langkah-langkah pengolahan bijih tembaga adalah seperti skema berikut
Reaksi proses pengolahannya adalah :
1. 2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C Cu2S(l) + 2 FeO (s)
+ 3 SO2 (g)
2. FeO(s) + SiO2 (s) 14000C FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi
dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut :
2 Cu2S(l)
+ 3 O2 (g)
2 Cu2O(l) +
2 SO2(g)
2 Cu2O(l)
+ Cu2S(s)
6 Cu(l) + SO2 (g)
3 Cu2S(l)
+ 3 O2 6
Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99%
tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga
yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister
dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4 (aq). Pada
elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan
sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister.
h. Cara Pembuatan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina
dengan mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas.
Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang
menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine
dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite
(karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine,
manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari
bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan
mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses
distilasi.
2.6 KEGUNAAN UNSUR-UNSUR PERIODE
KEEMPAT
a. Skandium (Sc)
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah
aloi aluminium-skandium untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata
api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur
dengan aluminium.
b. Kegunaan Titanium
(T)
a. Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat
fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatasn struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
b. Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat
supersonic
c. Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca,
keramik, dan kosmetik
c. Kegunaan Vanadium
(V)
Banyak digunakan dalam industri-industri:
1. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan
kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin
berkecepatan tinggi
2. Untuk membuat logam campuran
d. Kegunaan Kromium
(Cr)
a. Logam kromium banyak digunakan dalam
bidang industri :
1.
Logam kromium dapat dicampur dengan besi
kasar membentuk baja yang bersifat keras dan permukaannya tetap mengkilap.
2. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak
kusam
b. Larutan kromium (III) oksida, dalam asam
sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci
alat-alat laboratorium.
e. Kegunaan Mangan
(Mn)
a. Untuk produksi baja
b. Menghilangkan warna hijau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi
c. Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure
yang penting untuk penggunaan vitamin B1.
f. Kegunaan Besi (Fe)
a. Membuat baja
b. Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat
keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan
sebagainya.
g. Kegunaan kobalt
(Co)
a. Sebagai aloi
b. Larutan Co2+ digunakan sebagai
tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam sistem peramalan cuaca
h. Kegunaan Nikel (Ni)
a. Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
b. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah
ditempa dan tahan karat
c. Pelapis besi (pernekel)
d. Sebagai katalis
i. Kegunaan Tembaga
(Cu)
a. Bahan kabel listrik
b. Bahan uang logam
c. Untuk bahan mesin tenaga uap
d. Dan untuk aloi
j. Kegunaan seng (Zn)
a. Bahan cat putih
b. Pelapis lampu TL
c. Layar TV dan monitor computer
d. Campuran logam dengan metal lain
2.7 BAHAYA UNSUR -
UNSUR KIMIA
a. Karbon
Berikut adalah bahaya yang di
timbulkan oleh karbon, yaitu :
1. Dalam bentuk CO2
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca.
2. Dalam bentuk CFC
menyebabkan penipisan lapisan ozon.
3. Dalam bentuk
CCl4 menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
4. Dalam bentuk
CS2 bersifat racun.
5. Dalam bnetuk
CO menyebabkan darah kekurangan oksigen.
b.
Nitrogen
Campuran
NO dan NO2 menyebabkan terjadinya hujan asam dan kabut yang
mengakibatkan iritasi pada mata dan tumbuhan menjadi kering. Selain itu hujan
asam dapat merusak pH, perairan, dan bangunan.
c. Silikon
Silikon yang digunakan untuk kecantikan
wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot
wajah.
d. Fosfor
Jika biji fosfor diolah menjadi
menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah radio
aktif.
e. Belerang
Dalam belerang dalam bentuk H2S
sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan dalam bentuk H2SO4
dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
f.
Radon
Jika
radon terhirup, akan tertinggal di paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru.
g.
Aluminium
Dalam
aluminium dapat merusak kulit , dalam bentuk bubuk dapak meledak di udara jika
dipanaskan, dan dalam bentuk Al2O3 jika direaksikan
dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.
h.
Krom
Krom
sangat beracun dan dapat menyebabkan kanker.
i. Mangan
Pada pengelasan baja dengan logam
Mn akan dihasilkan asap, yang bersifat racun dan dapat mengganggu sistem saraf
pusat.
j. Logam
Tembaga
Pada penambangan tembaga terdapat
pasir sisa yang masih mengandung logam CO. Jika pasir sisa ini dibuang ke
perairan, maka akan membahayakan bagi organisme-organisme perairan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan
elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan
unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh
unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Sifat Fisis Dan Kimia yang dimiliki oleh
Unsur-Unsur Periode Ke Empat
1. Sifat
Logam
2. Sifat Magnet
3. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna
4. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
5. Banyak Diantaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks
6. Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator
3.2 SARAN
Adapun saran dari kami
adalah sebagai berikut:
1.
Diharapkan agar para pembaca dapat
mengetahui apa itu unsur transisi, sifat-sifat yang terdapat di unsur transisi
dan kegunaannya
2.
Kami harapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik untuk kedepannya.
0 komentar:
Post a Comment