BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesungguhnya, tuhan menciptakan
segala sesuatu di alam ini untuk menjadi manfaat bagi umat manusia. Pada kenyataannya,
umat manusia seringkali menciptakan sesuatu yang justru bersifat destruktif. Oleh
karena itu, dengan mempelajari bab ini anda dapat menilai secara pribadi apa
yang seharusnya dilakukan oleh umat manusia berkenaan dengan unsur radioaktif
ini. Tahukah anda, aplikasi dari materi radioaktif di dalam kehidupan
sehari-hari? Peristiwa bersejarah apa saja yang berkaitan dengan isotop? Adakah
dampak negatif dari penggunaan isotop? Jawaban dari pernyataan-pernyataan
tersebut dapat anda temukan dengan mempelajari pelajaran ini dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana manusia menggunakan zat
radioaktif dalam kehidupan dan demi kemakmuran umat manusia.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Siswa-siswi
mengerti sifat fisis dan kimia dari zat radioakrif.
2. Siswa-siswi
mengerti zat radioaktif di alam dalam bentuk apa.
3. Dan
kegunaan zat radioaktif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah
Zat Radioaktif
Sejarah
penemuan Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh
ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika
sedang bekerja dengan material fosforen.
Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat
paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin
berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto
dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya.
Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium.
Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium
tesebut.Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan
terjadi karena peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan, material dijaga
pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium nonfosforen dan bahkan uranium
metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.
2.2. Pengertian zat radioaktif
Zat radioaktif adalah zat yang tidak
mempunyai isotop stabil, sehingga disebut juga radioisotop. zat tersebut dapat
memancarkan sinar radiasi yang disebut sinar radioaktif, berupa sinar alfa(α),
sinar beta(β), sinar gamma(γ). Radioisotop adalah isotop tidak stabil yang
memancarkan radiasi secara spontan dan terus-menerus. Jika jumlah neutron dalam
suatu inti sama dengan jumlah proton, maka inti akan stabil atau non
radioaktif. Tetapi jika dalam inti jumlah neutron tidak sama dengan jumlah
proton, maka inti menjadi tidak stabil. Semakin banyak perbedaan jumlah neutron
dengan jumlah protonnya , maka semakin tidak stabil dan semakin cepat pula inti
itu melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk sinar radiasinya. Pada tahun
1900 Rutherford menemukan sinar alfa(α), dan sinar beta(β) dan pada tahun yang
sama sinar gamma(γ) ditemukan oleh P.Villard.
2.3. Sifat- Sifat Zat Radioaktif
1.
Sifat-Sifat Fisik Unsur Radioaktif
Inti atom
terdiri atas neutron. Massa suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa
proton dan neutron. Selisih antara massa inti yang sebenarnya dan jumlah massa
proton dan neutron penyusunnya disebut defek massa.
Contoh:
Massa sebuah
atom yang ditentukan dengan spektrograf
massa adalah 4,002603 sma. Massa proton 1,007277 sma, massa elektron 0,0005486
sma, dan massa netron 1,008665 sma. Massa atom (2He4)
terhitung adalah:
= (2 × 0,0005486 sma) + (2 ×
1,007277 sma) + (2 × 1,008665 sma)
= 4,032981 sma
Defek massa = 4,032981 sma –
4,002603 sma = 0,030378 sma.
Defek massa
ini merupakan ukuran energi pengikat neutron dan proton. Energi pengikat inti
merupakan energi yang diperlukan untuk menguraikan inti (energi yang dilepaskan
jika inti terbentuk). Energi pengikat inti dapat dihitung dengan mengalikan
defek massa dalam satuan massa atom per nukleon dengan faktor konversi massa
energi yang besarnya 932 MeV/sma.
Contoh :
Atom (26Fe56)
mengandung 26 proton, 30 neutron, dan 26 elektron.
Massa dari partikel-partikel ini adalah:
Massa dari partikel-partikel ini adalah:
p = 1,007277 sma
n = 1,008665 sma
e = 0,0005486 sma
Massa (26Fe56)
menurut perhitungan adalah:
= (26 × 1,007277 sma) + (30 ×
1,008665 sma) + (26 × 0,0005486 sma)
= 56,4634 sma
Massa menurut pengamatan adalah
55,9349 sma.
Defek massa = 56,4634 sma –55,9349
sma = 0,5285 sma
Energi
pengikat inti Fe adalah = 0,5285 × 932 = 492,56 MeV/sma
Energi pengikat inti Fe per nukleon adalah: = 492,56 56 = 8,796 MeV/nucleon.
Energi pengikat inti Fe per nukleon adalah: = 492,56 56 = 8,796 MeV/nucleon.
2. Sifat-Sifat Kimia Unsur Zat Radioaktif
1) Mengalami
Peluruhan Radioaktif
Unsur-unsur radioaktif dapat mengalami berbagai peluruhan yaitu, sebagai
berikut.
a. Peluruhan
alfa (α).
Peluruhan alfa atau radiasi alfa terdiri dari pancaran inti atom helium
yang disebut partikel alfa dinyatakan dengan (2^4)He . Setelah terpancar di
udara, partikel alfa bertabrakan dengan molekul udara yang netral. Partikel
alfa tidak dapat menembus kulit manusia, tetapi dapat merusak kulit.
b.
Peluruhan beta (β).
Pada
peluruhan ini, neutron berubah menjadi proton. Pada proses ini
tidak
terjadi perubahan jumlah nukleon. Ada tiga macam peluruhan
beta.
· Peluruhan negatron
Di sini terjadi perubahan neutron menjadi proton
dengan Memancarkan elektron negative atau negatron.
Contoh:
·
Peluruhan positron
Contoh :
· Penangkapan
elektron.
Proses ini
jarang terjadi pada isotop alam, tetapi terjadi pada radionuklida buatan.
Contoh:
c.
Peluruhan gamma
(γ).
Proses ini
seringkali disebut transisi isomer. Pada peluruhan sinar gamma tidak dihasilkan
unsur baru karena sinar gamma merupakan energi foton yang tidak bermassa dan
tidak bermuatan.
2) Pembelahan Spontan
Proses ini hanya terjadi pada
nuklida-nuklida yang nomor atomnya besar dan membelah secara spontan menjadi dua
nuklida yang massanya berbeda.
3) Mengalami Transmutasi Inti
Pada tahun
1919, Rutherford berhasil menembak gasnitrogen dengan partikel alfa dan
hydrogen dan oksigen.
Reaksi ini
merupakan transmutasi buatan pertama yaitu perubahan suatu unsur menjadi unsur
lain. Pada tahun 1934, Irene Joliot Curie, putri Marie Curie, berhasil membuat
atom fosfor yang bersifat radioaktif dengan menembakkan aluminium dengan sinar
alfa yang berasal dari polonium.
Rontgen
(1845 – 1923) bahwa beberapa unsur dapat memancarkan sinar-sinar tertentu. Para
ahli tertarik untuk mengadakan penelitian tentang unsur tersebut. Setahun
kemudian Antoine Henre Becquerel (1852 – 1908) mengamati garam uranik sulfat (K2UO2(SO4)2)
memancarkan sinar (radiasi) secara spontan. Gejala ini dinamakan
keradioaktifan, sedangkan unsur yang memancarkan radiasi disebut unsur
radioaktif. Pada tahun 1898, Marie Sklodowska Curie (1867 – 1934) bersama
suaminya, Pierre Curie (1859 – 1906) berhasil menemukan dua unsure radioaktif
yaitu Polonium (Po) dan Radium (Ra). Karena jasa mereka di bidang
keradioaktifan pada tahun 1903, Henry Bequerel bersama Pierre dan Marie Curie
memperoleh hadiah nobel.
2.4. Sinar Radioaktif
Sinar yang
dipancarkan oleh unsur radioaktif memiliki sifat-sifat:
1). dapat
menembus lempeng logam tipis
2). dapat
menghitamkan pelat film
3). dalam medan
magnet terurai menjadi tiga berkas sinar.
Pada
tahun 1898 Paul Ulrich Villard menemukan sinar radioaktif yang tidak
dipengaruhi oleh medan magnet yaitu sinar gamma . Setahun kemudian Ernest
Rutherford berhasil menemukan dua sinar radioaktif yang lain, yaitu sinar alfa
dan sinar beta.
a.
Sinar
Alfa (α).
Sinar
alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang atau sinar
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Merupakan inti helium(He).
b.
Diberi simbol 2α4 , berarti partikel bermuatan
positif dua dan bermassa empat.
c.
Dibelokkan oleh medn magnet ke arah kutub negatif karena bermuatan
positif.
d.
Mempunyai daya tembus paling kecil, daya jangkau 2,8 sampai dengan
8,3cm.
e.
Daya ionisasi patikel α sangat besar,± 100 kali daya ionisasi partikel β
dan 10.000 kali ionisasi sinar γ.
f. Kecepatan partikel bervariasi antara 1/100
hingga 1/10 kecepatan cahaya.
b.
Sinar
Beta (β)
Sinar
beta (β) memiliki sifat-sifat:
a. Merupakan partikel
yang identik dengan elektron.
b. Diberi simbol 0-β atau 0-I, berati partikel bermuatan negatif satu dan
massa sangat kecil (=5,5 x 10-4sma).
c. Dibelokkan oleh
medan magnet ke arah positif karena bermuatan negatif.
d. Daya tembusnya lebih besar dari sinar α, sinar β dapat
menembus beberapa cm dalam medium
udara.
e. Daya ionisasi di
udara 1/100 dari partikel α.
f. Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100
kecepatan cahaya.
c.
Sinar Gamma (γ).
Sinar gamma
merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek. Sinar
γ memiliki sifat-sifat: Tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi
medan listrik, daya tembusnya lebih besar dari α dan β, daya ionisasi lebih
kecil dari α dan β .
Setelah
penemuan keradioaktifan ini, terbukti bahwa dengan reaksi inti suatu unsur
dapat berubah menjadi unsur lain. Bila unsur-unsur radioaktif memancarkan sinar
atau β maka akan berubah menjadi unsur lain.Bila unsur radioaktif
memancarkan sinar, akan menghasilkan unsur baru dengan nomor atom berkurang dua
dan nomor massa berkurang empat.
Contoh:
Bila
unsur radioaktif memancarkan sinar β , akan menghasilkan unsur baru dengan nomor atom bertambah satu dan
nomor massa tetap.
2.5.
Unsur Radioaktif
Unsur radioaktif
secara sepontan memancarkan radiasi, yang berupa partikel atau gelombang
elektromagnetik (nonpartikel). Jenis-jenis radiasi yang dipancarkan unsur
radioaktif adalah:
1. Partikel α
(Sinar α), terdiri dari inti 2He4 yang bermuatan positip
(2He4)2+.
2. Partikel β
(Sinar β) atau -1e0, sama dengan elektron (e), bermuatan
negatip.
3. Sinar γ,
mirip dengan sinar-x, berupa foton dengan panjang gelombang sangat pendek (1 -
10-3 Ã…).
4. Partikel β+ (+1e0),
merupakan elektron bermuatan positip (positron). Umumnya dipancarkan oleh inti
zat radioaktif buatan.
5. Elektron
capture, sering bersamaan dengan pemancaran positron, sebuah elektron pada
kulit dalam diserap inti. 1p1 + -1e0 → 0n1
Kekosongan
elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar x.
2.6. Reaksi Inti.
Pada
reaksi inti biasanya massa sebelum reaksi tidak sama dengan massa sesudah
reaksi. Hal ini karena terjadi perubahan massa menjadi energi atau sebaliknya.
Menurut
Einstein:
E = m.c2
c = 2,998 x 10-10
cm/dt
1 sma ≈ 931,4
MeV
1 eV = 1,6021 x
10-12 erg
1 erg
= 10-7 joule
1 MeV = 1,6021 x 10-13 J
2.7. Reaksi Transmutasi
Transmutasi
inti atau transmutasi nuklir adalah perubahan suatu unsur kimia atau
isotop menjadi unsur kimia atau isotop lain melalui reaksi nuklir. Di alam
berlangsung transmutasi nuklir natural yang terjadi pada unsur radioaktif yang
secara spontan meluruh selama kurun waktu bertahun-tahun dan akhirnya berubah
menjadi unsur yang lebih stabil. Transmutasi nuklir buatan dapat dilakukan
dengan menggunakan reaktor fisi, reaktor fusi atau alat pemercepat partikel
(particle accelerator).
Transmutasi
nuklir buatan dilakukan dengan tujuan mengubah unsur kimia atau radioisotop
dengan tujuan tertentu. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari reaktor nuklir
yang mempunyai umur sangat panjang dapat saja ditransmutasikan menjadi
radioisotop yang lebih stabil dan memancarkan radioaktivitas dengan umur yang
lebih pendek,untuk mengubah bahan yang tidak dapat membelah menjadi bahan
fisil, atau mengubah radioisotop berumur sangat panjang menjadi radioisotop
yang lebih pendek umurnya atau bahkan menjadi unsur stabil yang tidak memancarkan
radioaktif.
2.8.
Transmutasi buatan
Transmutasi adalah perubahan
suatu unsur menjadi unsur lain
A alami
A buatan
Gambar 1.1. Transmutasi
Reaksi umum : a, n, partikel subatomik lain + inti stabil ® pemancaran radioaktif
ERNEST RUTHERFORD JAMES CHADWICK
Contoh:
Bila Kalium-39
ditembak dgn neutron
Gambar
1.2.Atom fertil 1 dan Atom fertil 2.
Bahan yang dapat diubah menjadi bahan fisil
disebut sebagai bahan fertil. Reaksi nuklir transmutasi tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut.
Transmutasi bahan fertil
(thorium -232 dan uranium -238) menjadi bahan fisil (U-233
dan Pu-239) :
0n1 + 90Th232 → 92U233 +
2 – 1e0
0n1 +
92U238 → 94Pu239 +
2 – 1e0
Transmutasi limbah radioaktif
berumur panjang dari kelompok aktinida minor yaitu amerisium-241 (95Am241)
menjadi bahan fisil kurium-243 (96Cm243) agar
dapat berfisi di dalam reaktor nuklir dari pada meluruh dengan memancarkan radioaktif
yang berbahaya sebagai limbah nuklir:
0n1 + 95Am241 → 96Cm242 +
-1e0 0n1 + 96Cm242 → 96Cm243.
Misal
selisih massa 0,1587 gram setara dengan pelepasan energi sebesar ± 14 300 juta
Joule. Dikenal ada tiga macam reaksi inti, yaitu reaksi penembakan dengan
partikel, reaksi fisi, dan reaksi fusi.
2.9.
Reaksi penembakan dengan partikel.
Sebagai partikel penembak (peluru)
dapat berupa partikel ringan, misalnya: 2α4 , 1p1
, 0n1 , 1D2 atau partikel berat,
misalnya: 6C12 , 7N14 , 8O16.
Rutherford (1919) dengan penembak partikel α berhasil mengubah 7N14
menjadi 8O17.
7N14
+ 2He4 ⎯→ 8O17
+ 1H1atau dapat dituliskan: 7N14
(α,p) 8O17.
Irene
Curie (1933) dengan penembak partikel α berhasil mengubah 13Al27
menjadi 15P30 = 13Al72 + 2He4
→ 15P30 + 0n1.
Partikel kecil untuk penembak
diperoleh dari proses peluruhan isotop atau dari reaktor nuklir. Penembakan
dapat dengan pemercepat partikel (particle accelerator) misalnya siklotron.
Dengan siklotron penembak dapat juga partikel besar. Dengan siklotron Glenn
Seaborg dapat membuat unsur-unsur transuranium nomor atom 93 sampai dengan 105.
Contoh:
92U238
+ 6C12 → 98Cf 246 + 40n1
92U238
+ 7N14 → 99Es247 + 50n1
92U238
+ 8O16 → 100Fm249 + 50n1
96Cm246
+ 6C13 → 102No254 + 50n1
98Cf
249 + 6C12 → 104Ku257 + 40n1
2.10. Reaksi
fisi/pembelahan.
Reaksi
fisi merupakan reaksi antara neutron dengan suatu nuklida dari atom berat,
menghasilkan 2 macam nuklida lain yang lebih ringan. Pertama kali ditemukan
oleh Otto Hahn (1939). Fermi (1914) menemukan transuranium dengan cara menembak
Uranium menggunakan neutron. Neutron cepat adalah neutron yang memiliki energi
tinggi (energi kinetik) ± 14 MeV, dihasilkan dari generator neutron, kemudian dilewatkan
pada akselerator.
Reaksi
fisi dengan neutron termal banyak dijumpai pada reaktor inti. Nuklida 92U235
paling sering bereaksi fisi dengan neutron termal. Bila 92U235
ditembak dengan neutron termal akan menghasilkan nuklida baru dengan 2 atau 3
neutron dengan energi sebesar ± 200 MeV.
92U235
+ n → 56Ba138 + 36Kr 96 + 3n + 200
MeV
Neutron
baru yang dihasilkan mempunyai energi ± 2 MeV. Jika digunakan untuk reaksi fisi
selanjutnya neutron ini masih mempunyai energi yang cukup tinggi, sehingga
perlu diperlambat dengan moderator (misalnya: air, air berat, grafit, berilium)
hingga ± 0,025 eV. Bila reaktor inti dilengkapi moderator, maka reaksinya dapat
dikendalikan dengan batang kendali untuk menyerap neutron, dan reaksi
berlangsung secara berantai.
2.11. Reaksi Fusi/Penggabungan.
Reaksi fusi merupakan reaksi
penggabungan inti-inti ringan menjadi inti baru yang lebih berat. Reaksi ini
hanya berlangsung pada suhu tinggi (juta °C), untuk memperoleh energi aktivasi
agar inti-inti ringan dapat bergabung. Dalam proses penggabungan ini dihasilkan
energi yang besar. Diperkirakan energi yang dipancarkan matahari adalah hasil
fusi nuklir inti-inti hidrogen menjadi inti helium:
4 1H1
→ 2He4 + 2 1e0
Reaksi fusi terjadi pada bom
hidrogen, yang energi aktivasinya diperoleh dari reaksi fisi yang terjadi dalam
bom:
1H2
+ 1H3 → 2He4 + 0n1
+ energi
2.12.
Pembuatan Bom
Fisi Inti : inti dipecah dengan penembakan sehingga dihasilkan fragmen inti yg lebih kecil, dan dibebaskan energi yang sangat besar.
1.
Otto
Hahn & Fritz Strassman
(1938)
Atom uranium
terpecah ® Ba, La, Ce
2. Lise Meitner & Otto frisch
Menghitung energi yg berkaitan dgn pembelahan uranium.
Pengayaan Uranium-235
235U
di alam 0,7% ® utk bom atom dibutuhkan 90%
campuran isotop U + gas F2 ® UF6 (volatil)
235UF6
lbh ringan & lbh cepat bergerak dibandingkan 238UF6
shg dpt dipisahkan
3. Glenn T. Seaborg
Uranium-238 tidak akan pecah jika dibombardir oleh neutron
U ® Np ® Pu (dapat dipecah, cocok untuk pembuatan bom atom).
sebelum suatu bahan yang dapat mepertahankan reaksi berantai, maka diperlukan jumlah minimum tertentu yg disebut massa kritis.
contoh :
uranium-235 mempunyai massa kritis 4 kg
penggabungan sejumlah inti < massa kritis akan memicu reaksi rantai
® pembuatan bom atom.
Gambar 1.3. Bom
hiroshima dan Bom nagasaki
Sebagai
sumber energi, penggunaan reaksi fusi lebih menguntungkan karena energi yang
dihasilkan lebih besar dan tidak menghasilkan isotop radioaktif. Isotop yang
dihasilkan bersifat setabil, misalnya Helium. Kesulitannya, reaksi fusi
terkontrol perlu tempat yang dapat menahan suhu tinggi (± 50 juta°C sampai
dengan 200 juta°C).
2.12.
Peluruhan Inti
1. Penulisan Nuklida
Nuklida
adalah suatu inti atom yang ditandai dengan jumlah proton (p) dan neutron (n)
tertentu, dituliskan: ZXA
X = lambang
unsur Z =
nomor atom = jumlah proton (p)
A = bilangan
massa = jumlah proton dan neutron (p + n)
2. Isotop Stabil dan Isotop Tidak
Stabil
Nuklida-nuklida
dari unsur yang sama (dengan jumlah proton sama) tetapi jumlah neutron berbeda
disebut isotop. Contoh isotop oksigen adalah: 8O16, 8O17,
8O18
Isotop
yang mempunyai inti stabil disebut isotop stabil. Isotop tidak stabil mempunyai
inti tidak stabil yang merupakan nuklida radioaktif dan akan meluruh. Nuklida
yang dikenal terdapat lebih dari 3 000 nuklida, sekitar 280 di antaranya adalah
nuklida stabil dan lainnya adalah nuklida radioaktif. Beberapa contoh isotop
stabil dan isotop tidak stabil adalah sebagai berikut.
Tabel.1.1 Isotop Stabil Dan Isotop Tidak Stabil
Unsur
|
Isotop Stabil
|
Isotop Tidak Stabil
|
H3
|
H
|
H1, H2
|
K
|
K39, K41
|
K38, K40, K42,
K44
|
Pb
|
Pb206, Pb208
|
Pb205, Pb207,
Pb2092
|
Co
|
Co59
|
Co57, Co58,
Co60, Co61
|
Inti
Atom:
Proton
= 1.007276 Sma »1 Sma
Neutron
= 1.008665 Sma » 1 Sma
Simbol
inti :
ket
: Z = nomor atom = å
proton
A = nomor massa = åp + ån
Isotop :
Atom yang jumlah protonnya sama tapi
berbeda jumlah neutronnya.
Tabel 1.2 Atom Hidrogen
Hidrogen
|
Deuterium
|
Tritium
|
|
Proton
|
1
|
1
|
1
|
Neutron
|
0
|
1
|
2
|
Elektron
|
1
|
1
|
1
|
3. Peluruhan Radioaktif
Alam dan Radioaktif Buatan
a. Radioaktif Alam
Unsur/nuklida radioaktif alam yaitu
unsur/nuklida radioaktif yang dapat ditemukan di alam, umumnya ditemukan dalam
kerak bumi. Semua unsur/nuklida radioaktif alam yang bernomor atom tinggi akan
termasuk salah satu dari deret radioaktif berikut:
1) Deret
uranium, dimulai dari 92U238 berakhir pada 82Pb206.
92U238
→ 82Pb206 + 82α4 + 6 -1β0
2) Deret
thorium, dimulai dari 90Th232 berakhir pada 82Pb208.
90Th232
→ 82Pb208 + 62α4 + 4 -1β0
3) Deret
aktinium, dimulai dari 92U235 berakhir pada 82Pb207.
92U235
→ 82Pb206 + 72α4 + 4 -1β0
Unsur radioaktif
bernomor atom rendah jarang ditemui.
Contohnya: 19K40
19K40
→ 20Ca40 + -1β0
Tabel.1.3.
Peluruhan Radioaktif dan Perubahan inti.
Jenis
Radiasi
|
Simbol
|
No.
Massa
|
Muatan
|
Perub
No massa
|
Perub
No. Atom
|
Alfa
|
a
|
4
|
2
|
Berkurang
4
|
Berkurang
2
|
Beta
|
b
|
0
|
1-
|
Tetap
|
Tambah
1
|
Gamma
|
g
|
0
|
0
|
Tetap
|
Tetap
|
Contoh
:
Plutonium
meluruh dengan memancarkan partikel alfa. Unsur apakah yang terbentuk?
Jawab :
Massa unsur baru = 239-4 = dan muatannya = 94-2 =92
Muatan inti (nomor
atom) 92 adalah uranium (U)
b. Radioaktif Buatan
Unsur/nuklida radioaktif buatan adalah
unsur/nuklida radioaktif yang tidak terdapat di alam, tetapi dapat dibuat dari
unsur/nuklida alam. Isotop buatan pertama kali dibuat Rutherford (1919), adalah
8O17 yang tidak radioaktif.
7N14
+ 2He4 → 8O17 + 1H1
Isotop
radioaktif buatan pertama adalah 15P30 (1934)
13Al27
+ 2He4 → 15P30 + 0n1
15P30
→ 14Si30 + 1e0
Unsur
buatan yang pertama adalah neptunium (Np)
92U238
+ 0n1 → 92U239
92U239
→ 93Np239 + -1e0
Deret radioaktif
buatan dimulai dari 93Np235 berakhir pada 83Bi209.
c.
Laju Peluruhan Radioaktif
· Waktu Paruh
Laju peluruhan merupakan ukuran
kesetabilan inti, biasanya dinyatakan dalam waktu paruh
(t ½ ), yaitu waktu yang diperlukan untuk
meluruh agar jumlah atom (N0) menjadi tinggal separuhnya
(½ N0).
½ N0
ln ⎯⎯⎯⎯ = − k.t ½
N0
ln 2 0,693
t ½ = ⎯⎯⎯⎯ =
⎯⎯⎯⎯
k
k
Di
laboratorium untuk memudahkan pengukuran jumlah atom (N) atau radioaktifitas
(A) dinyatakan dalam count (banyaknya peluruhan yang tercatat pada detektor)
permenit.
dN
A = c.(- ⎯⎯⎯)
Dt
c
= koefisien deteksi yang bergantung jenis detektor, orientasi detektor, jarak
detektor dari sampel, dan lain-lain.
Jika c dianggap tetap, maka:
A
= A0.e- k.t
A0
= radioaktifitas pada saat t = 0
Contoh
:
1.
Berapa fraksi atom radioaktif tersisa
setelah 5 waktu paruh?
Jawab:
Setelah 1 waktu paruh, tersisa 1/2
bagian
Setelah 2 waktu paruh, tersisa 1/2
x 1/2 = 1/4 bagian
Setelah 3 waktu paruh, tersisa 1/2
x 1/4 = 1/8 bagian
Setelah 4 waktu paruh, tersisa 1/2
x (1/2)3 = (1/2)4 = 1/16 bagian
Setelah 5 waktu paruh, tersisa 1/2
x (1/2)4 = (1/2)5 = 1/32 bagian
2. Bila
dimulai dengan 16 juta atom radioaktif, berapa yang tertinggal
setelah 4 waktu paruh?
Jawab:
Tersisa = (1/2)4 = 1/16 x 16
juta = 1 juta atom
·
Radioactive
Dating
Istilah radioactive dating digunakan pada
penggunaan radiasi dari unsur radioaktif untuk menentukan umur atau usia
(dating) suatu bahan yang mengandung unsur radioaktif tersebut. Misalnya batuan
yang semula mengandung U238 dapat ditentukan umurnya dengan
menghitung kadar Pb206 pada batuan sekarang. U238 akan
berhenti meluruh jika telah terbentuk Pb206.
92U238
→ 82Pb206 + 8 2He4 + 6 1e0
Jadi setiap 238 gram U238 setelah
berhenti meluruh akan menghasilkan 206 gram Pb206. Waktu paruh U238 adalah 4,5 x 109 tahun.
Setelah 4,5 x 109 tahun, 1 gram U238 akan mengahsilkan (½ x 1 = 0,5)
gram U238 dan (½ x 206⁄238 = 0,43) gram Pb206.
Jika dimisalkan
sedikit sampel batuan tersebut mengandung 1 gram U238 dan 0,76 gram
Pb206, maka:
Massa U238 semula
(N0)
= 1 + ( 238/206 x 0,76) gram = 1,88 gram
Umur
batuan (t) dapat dicari dengan persamaan:
1 0,693
ln ⎯⎯⎯⎯ = − ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ x t
1,8
4,5 x 109
4,5
x 10 9 1,88
Jadi
umur batuan tersebut (t) = ( ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ ) x ln ⎯⎯⎯⎯ tahun = 4,099 x 109
tahun 0,693
1
Umur sisa makhluk hidup (fosil)
dapat ditentukan dengan mengukur radioaktifitas atau laju peluruhan C14
pada sisa mahluk hidup dan dibandingkan dengan laju peluruhan C14
pada mahluk hidup sekarang (≈ laju peluruhan C14 semula). Penggunaan
radiasi C14 untuk menentukan umur sisa mahluk hidup ini disebut
Radiokarbon Dating.
Misal radioaktifitas C14
pada fosil sisa tumbuhan = 10 peluruhan permenit pergram C14 (= A),
Radioaktifitas C14 pada tumbuhan sekarang = 50 peluruhan permenit
pergram C14 (= Ao). Waktu paruh C14 = 5 730 tahun. Maka
umur fosil (t) dicari dengan persamaan:
10 0,693
ln ⎯⎯⎯ = − ⎯⎯⎯⎯ . t
50 5730
50 0,693
ln ⎯⎯⎯ = ⎯⎯⎯⎯⎯
. t
10 5
730
5 730
50
t = ⎯⎯⎯⎯ x ln ⎯⎯ tahun = 13 307,47 tahun
0,693 10
2.13.
Reaktor
Inti.
Reaktor inti merupakan tempat
berlangsungnya reaksi pembelahan inti (reaksi fisi) secara terkendali. Reaktor
inti yang pertama dibuat oleh Fermi (1942). Berdasarkan tujuan penggunaannya,
reaktor inti dibedakan menjadi reaktor penelitian dan reaktor daya.
· Reaktor Penelitian.
Reaktor Penelitian digunakan untuk
tujuan penelitian. Reaktor ini didesain sebagai sumber neutron yang dapat
digunakan untuk menghasilkan radioisotop, mengukur fluks, untuk analisa, dan
sebagainya. Jenis reaktor penelitian misalnya:
a.
Reaktor jenis TRIGA (Training Research
and Isotope Production Genera19Atomic),
menghasilkan fluks neutron sekitar 1011 - 1012 nV. Digunakan untuk menghasilkan
radioisotop untuk keperluan penelitian fisika dan analisis berbagai bidang.
b. Reaktor uji material menghasilkan fluks
neutron dalam orde 1014 - 1016 nV. Digunakan untuk tujuan reaksi, untuk menguji
material, bahan bakar, komponen reaktor yang nantinya akan digunakan untuk
komponen reaktor daya.
· Reaktor Daya/Reaktor Nuklir.
Reaktor daya ditujukan untuk memulai reaksi pembelahan (fisi) untuk
menghasilkan reaksi berantai, dapat mengendalikan reaksi dan memanfaatkan
energi yang dihasilkan. Neutron yang dihasilkan adalah neutron cepat dengan
energi 2 MeV. Neutron yang menghasilkan reaksi fisi selanjutnya adalah neutron
termal dengan energi 0,025 eV. Nuklida yang digunakan dalam reaktor inti
umumnya 92U235.
92U235
+ 0n1 ⎯→ 56Ba138
+ 36Kr96 + 3n + 200 MeV
Setiap 1 mol 92U235
menghasilkan energi ± 200 MeV, setara dengan energi yang dihasilkan pada
pembakaran 500 ton batubara.
0 komentar:
Post a Comment